Empowerment, Stress, dan Konflik
A. Definisi Empowerment
Empowerment, merupakan istilah yang
cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia.
Banyak penafsiran tentang empowerment. Dan salah satu penafsiran
yang dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowerment sebagai
pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan. Empowerment, yaitu upaya
mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Pendekatan
pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan
kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang
menentukan hidup mereka sendiri.
Pemberdayaan berasal dari kata daya yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata berdaya yang artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan adalah membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam Bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment dalam Bahasa Inggris.
Secara umum pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu
proses sosial multi-dimensional yang membantu penduduk untuk mengawasi
kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu merupakan suatu proses yang memupuk
kekuasaan (yaitu, kemampuan mengimplementasikan) pada individu, untuk
penggunaan bagi kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka, dengan berbuat
mengenai norma - norma yang mereka tentukan.
B. Kunci Efektif Empowerment dalam Manajemen
Konsep pemberdayaan (empowerment),
menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan
“harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi
dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan,
sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang
memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan
pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan
masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat
amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
C. Definisi Stress
Stres adalah suatu
kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atausumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan
penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu
sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya,
stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress
disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut
strain.
Menurut Robbins (2001)
stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis
seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan
tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress
dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi
yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan
dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan
kerja mereka.
Sedangkan menurut Handoko
(1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
D. Sumber-sumber Stress pada Manusia
- Sumber-sumber
stress didalam diri seseorang : Tingkatan stress yang muncul tergantung pada
rasa sakit dan umur inividu (sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam
seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila
seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
- Sumber-sumber
stress di dalam keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi
di antara para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan,
perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya
: perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan
antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di
suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada
penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri
ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga,
sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau
kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya
atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (Sarafino,1990).
- Sumber-sumber
stress didalam komunitas dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan
keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress
anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga.
Sedangkan beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan
lingkungan yang stressful sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah
diteliti secra luas.
- Pekerjaan dan stress :
Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga
pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan
tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa
dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama.
- Stress yang berasal dari
lingkungan : lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti :
kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai
(tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara makro
seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu
lintas, bencana nuklir (Peterson dkk, 1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
E. Pendekatan Stress
1) Pendekatan Individu
Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab
pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah
terbukti efektif adalah:
a. Teknik manajemen waktu
b. Meningkatkan latihan
fisik
c. Pelatihan pengenduran
(relaksasi)
d. Perluasan jaringan
dukungan sosial
2) Pendekatan Perusahaan
Beberapa faktor yang menyebabkan stres
terutama tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi dikendalikan oleh
manajemen. Strategi yang digunakan:
a. Perbaikan seleksi
personil dan penempatan kerja
b. Penggunaan penetapan
tujuan yang realistis
c. Perancangan ulang
pekerjaan
d. Peningkatan keterlibatan
kerja
e. Perbaikan komunikasi
organisasi
f. Penegakkan program
kesejahteraan korporasi
F. Definisi Konflik
Konflik menurut Alo
Liliweri konflik adalah bentuk perasaan yang tidak beres yang melanda hubungan
antara satu bagian dengan bagian lain, satu orang dengan orang lain, satu
kelompok dengan kelompok lain. Konflik dapat secara positif fungsional sejauh
ia memperkuat kelompok dan secara negatif fungsional sejauh ia bergerak melawan
struktur.
Konflik didefinisikan
sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling
bergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan dimana setidaknya salah satu
dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan
terhadap tindakan tersebut.
G. Jenis-jenis Konflik
Konflik mempunyai banyak
jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada
lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik
antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar
organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal
adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi
sekaligus.
bentuk konflik
intrapersonal yaitu :
a. Konflik
pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang
sama- sama menarik.
b. Konflik pendekatan
penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama
menyulitkan.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal
adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini
merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
3. Konflik antar perorangan
Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu
lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat
dan perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami
oleh setiap anggota organisasi baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan
dengan sikap.
4. Konflik Antar Kelompok
Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar
kelompok. Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa
kelompok kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit
disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain
maka manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung antara
keduanya.
5. Konflik antar organisasi
Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain.
Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di
pasar yang sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut
badan terhadap kinerja suatu organisasi.
H. Proses Konflik
Proses Konflik Proses konflik terdiri dari lima
tahap antara lain potensi oposisi atau ketidakcocokan,kognisi dan
personalisasi, maksud (niat), perilaku, dan hasil. Konflik dapat berkembang
karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut:
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan komunikasi
3. Tekanan waktu
4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak
masuk akal
5. Pertikaian antar pribadi
6. Perbedaan status
7. Harapan yang tidak terwujud
Sumber :
http://amyprihartini.blogspot.com/2014/01/empowerment-stress-konflik-serta.html
http://deaalliqafitri.blogspot.com/2014/01/definisi-empowerment-stress-dan-konflik.html
Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 3PA12
NPM : 15512217