Jumat, 27 November 2015

Keinginan Karier Kita Di Masa Depan (Tugas 3)

Jika berbicara mengenai karir di masa depan, tentunya orang-orang memiliki karir yang berbeda-beda. Begitupun dengan saya. Sewaktu kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang dokter dan penyanyi, tetapi karena menjadi seorang dokter adalah pekerjaan yang lumayan sulit dan menjadi seorang penyanyi dibutuhkan suara yang bagus, sedangkan saya hanya memiliki suara yang pas-pasan. Cita-cita saya untuk saat ini atau setelah lulus dari dunia perkuliahan fakultas Psikologi adalah ingin menjadi pekerja kantoran yaitu menjadi seorang HRD di suatu Perusahaan yang nantinya bisa menaungi dan membantu saya dalam setiap hal yang berkaitan dengan rekrutmen pegawai. Tokoh inspirasi saya adalah Ayah saya yang seorang pekerja pegawai swasta, saat ini beliau bekerja sebagai HRD, dan Ibu saya yang menjadi Ibu Rumah Tangga. 

HRD sendiri adalah singkatan dari Human Resources Development. Dalam ilmu terapannya, HRD biasa disebut juga dengan "Personalia" atau "Kepegawaian". Arti lain dari HRD adalah suatu proses menangani berbagai macam masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manager, dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM (Sumber Daya Manusia) adalah departemen sumber daya manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan dengan tujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang HRD yang baik jika orang tersebut melakukan pekerjaan atau kegiatan dengan cinta. Tidak mudah menyerah, seseorang berhasil dalam pekerjaan karena orang tersebut tidak mudah menyerah dan berusaha dengan semua masalah dan hambatan yang ada. Kemampuan berhubungan dengan orang lain dengan baik dan dapat bergabung dengan berbagai kalangan dan golongan. Mempunyai kepercayaan diri yang baik dan tinggi. Selalu berpikir positif dan berpikiran dengan terbuka. Saling menghormati dan menghargai pada lingkungan sekeliling kita. 

Sedangkan, pekerjaan kedua jika saya sudah tidak menjadi seorang HRD, saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga seperti Ibu saya. Beliau selalu bisa mengurus keperluan rumah tangga dengan baik. Menjadi seorang istri dan Ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Selalu sabar dalam menghadapi cobaan di dalam rumah tangganya. Meskipun, beliau pernah marah itu semua karena agar anak-anaknya menjadi seorang yang lebih baik lagi ke depannya. Saat ini, beliau mempunyai kesibukan juga diluar rumah yaitu membantu saudara dalam pekerjaan yang sederhana, dan beliau bisa menyeimbangi antara pekerjaan dan mengurus keperluan rumah tangga.



Sumber :



Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 4PA12
NPM : 15512217

Jumat, 30 Oktober 2015

Sistem Informasi di Bidang Psikologi dan Penerapannya (Tugas 2)

A. Definisi Sistem Informasi
- Sistem Informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara, maupun tulisan.
- Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi, diperlukannya klarifikasi alur informasi. Hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi, antara lain fleksibel, efektif, dan efisien.
- Sistem Informasi adalah sistem yang saling berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.
- Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan atau aturan yang di organisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

B. Sistem Informasi Psikologi
Menurut Gordon B. Davis sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima masukan data dan intruksi, mengolah data tersebut sesuai dengan intruksi dan mengeluarkannya. Selain itu, menurut Tafri sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan infromasi yang terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya.menurut Murphy (dalam Sarwono, 2010) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.jadi, dari definisi menurut para ahli diatas dapat di tarik sebuah kesimpulan mengenai pengertian sistem informasi psikologi yaitu suatu bidang psikologi yang mempelajari suatu koordinasi sistem informasi pada diri manusia yang mempengaruhi perilaku manusia sehari – hari serta berkaitan dengan sistem kognitif manusia dalam mengintergritas (sistem) berbagai informasi kemudian diolah sehingga menjadi sebuah kesatuan informasi.

C. Penerapan Sistem Informasi di Bidang Psikologi
Dengan perubahan zaman konseling dapat dilakukan dengan komputer yang dibantu dengan jaringan internet. Sudah banyak sekali jasa konseling online yang ada di jejaring sosial. Ilmu psikologi juga berkembang berkat adanya perkembangan yang sangat pesat dari ilmu komputer itu sendiri. Salah satu contoh apalikasi sistem informasi dalam bidang psikologi salah satunya ialah konseling yang mengandug makna proses antarpribadi yang berlangsung melalui saluran komunikasi verbal dan nonverbal. Konseling sebagai proses pemberi bantuan kepada klien dilaksanakan melalui berbagai macam layanan, seperti, tatap muka secara langsung dan memanfaatkan media atau teknologi informasi. Yang semua itu tujuannya memberikan konseling dengan cara yang menarik, interaktif, tidak terbatas oleh tempat, tetapi juga tetap memperhatikan asas-asas dan kode etik.
1. Salah satunya dalam hal penggunaan Sistem Informasi dalam bidang psikologi sangat terlihat dalam e-counseling. Hal ini tentunya lebih memudahkan proses konseling antara konselor dengan kliennya, sehingga jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang dalam proses konseling.
2. Ada lagi penerapan sistem informasi dalam psikotest, di era informasi saat ini penggunaan sistem informasi dalam melakukan psikotest semakin meluas mulai dari psikotest untuk anak-anak sampai dengan level karyawan.
3. Konsultasi Online:
Berbagi hati dan solusi dapat menjadi awal yang baik dalam proses ini ketika teman, keluarga, dan lingkungan sebagai dukungan terdekat, kadang belum hadir seperti yang kita inginkan. rumahpsikologi.com merupakan layanan konsultasi psikologi berbasis online yang memberikan pelayanan untuk beberapa orang tertentu yang ingin mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Konsultasi dengan psikolog ini dapat dilakukan melalui tatap muka, email, atau chat (teks, suara, atau video) dengan tarif konsultasi yang sangat terjangkau.


Sumber :
https://corrie03.wordpress.com/2013/11/19/definisi-sistem-informasi-psikologi/ 
https://pungkasanugrahutami.wordpress.com/2012/10/01/sistem-informasi-psikologi/ 
http://robert-yusnanto.blogspot.co.id/2013/10/tugas-1-sistem-informasi-psikologi.html 
http://www.rumahpsikologi.com/home


Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 4PA12
NPM : 15512217

Minggu, 04 Oktober 2015

Sistem Informasi Psikologi Dalam Suatu Organisasi dan Penerapannya (Tugas 1)

A. Pengertian
Pengertian Sistem Menurut Jerry FithGerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan (Robert A. Leitch). Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain (Anatol Raporot). Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya (L. Ackof). Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem Informasi ialah kombinasi dari Teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi tersebut untuk tujuan mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan pengguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencanaan, dan pengelolaan dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi.
Contoh Sistem Informasi Psikologi adalah
-   Perusahaan sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat test agar waktu yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan efisien.
-        Test IQ
-    Test Kepribadian

B. Komponen-komponen Sistem Informasi
-        Hardware (perangkat keras)
-        Software (perangkat lunak)
-        Prosedur
-        Basisdata
-        Jaringan komputer dan komunikasi data
-        Brainware

C. Peranan Sistem Informasi Dalam Suatu Organisasi
-        Turut serta dalam dalam pelaksanaan tugas rutin
-        Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendalian dalam sistem
-        Mengkoordinasikan subsistem-subsistem
-        Mengintegrasikan subsistem-subsistem yang ada
Selain memiliki banyak peranan, sistem informasi memiliki banyak kemampuan juga, dimana dengan kemampuan yang dimiliki diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya-biaya tertentu, meningkatkan servis terhadap konsumen, dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya peningkatan dalam pengambilan keputusan. Kemampuan yang dimiliki oleh sistem informasi, antara lain : Melaksanakan komputasi numerik, menyimpan informasi dalam jumlah besar ke dalam ruang yang kecil dan mudah diakses, menyajikan informasi dengan jelas, mengotomatisasi proses-proses yang manual, menyediakan komunikasi dalam dan antar organisasi yang murah.



Daftar Pustaka :
http://winieindriawati.blogspot.co.id/2014/10/sistem-informasi-psikologi.html



Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 4PA12
NPM : 15512217

Sabtu, 27 Juni 2015

Psikoterapi (Logoterapi)

A. Konsep-konsep Dasar Logoterapi

Logoterapi berasal dari kata logos dalam bahasa Yunani yang berarti makna dan kata terapi yang berarti penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna hidup dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut. Logoterapi berusaha membuat pasien menyadari secara tanggungjawab dirinya dan memberinya kesempatan untuk memilih, untuk apa, atau kepada siapa dia merasa bertanggungjawab. Logoterapi tidak menggurui atau berkotbah melainkan pasien sendiri yang harus memutuskan apakah tugas hidupnya bertanggung jawab terhadap masyarakat, atau terhadap hati nuraninya sendiri.
Konseling logoterapi merupakan bagian dari pendekatan eksistensial yang diperkenalkan oleh Viktor Frankl pada tahun 1992 dalam bukunya, Man’s Searching for Meaning (Glassman, dalam Uswatun, 2013). Frankl berpendapat bahwa gangguan yang dialami individu merupakan hasil dari kegagalan mencari makna hidup yang biasanya diperoleh dari penderitaan dan kehilangan, serta kegagalan dalam membuat pilihan yang bermakna dan memaksimalkan potensi individu (Gladding, 2004). Frankl berpendapat bahwa setiap saat terdapat kesempatan baru untuk membuat pilihan dan menciptakan apapun (Bekerian & Levey, 2005; Bastaman, 2007).
Psikoterapi logoterapi adalah salah satu bentuk terapi non farmakologik. Prinsip utama yang terdapat dalam logoterapi mengenai makna hidup manusia dan pengembangan spiritual pada individu ini sesuai untuk diterapkan pada pasien-pasien lanjut usia yang mengalami gangguan somatik maupun psikis (Bastaman, dalam Fatimah, 2009). 

B. Pedoman Pelaksanaan Logoterapi

a. Sesi 1 : Mengidentifikasi perubahan dan masalah yang dialami klien
Sesi ini diawali dengan membina hubungan yang baik dan nyaman antara terapis dan klien. Pada tahap ini terapis memperkenalkan diri, menanyakan perasaan klien, menjelaskan tujuan serta manfaat dari logoterapi. Sesi ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi selama klien menderita masalah yang dihadapi.

b. Sesi 2 : Mengidentifikasi reaksi dan cara mengatasi masalah
Pada sesi ini klien diminta untuk mengungkapkan reaksi atau respon terhadap masalah yang dialami oleh klien. Adapun respon tersebut meliputi respon fisiologi, perilaku, afektif, dan kognitif. Terapis menanyakan kepada klien cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, bagaimana hasilnya serta mengidentifikasi masalah yang belum teratasi. 

c. Sesi 3 : Teknik medical ministry
Pada sesi ketiga ini terapis membantu masalah klien dan mendiskusikannya melalui teknik medical ministry. Pada sesi ini terapis membantu merealisasikan nilai-nilai bersikap (the attitude values) sebagai salah satu sumber dalam menemukan makna hidupnya. Teknik pendalaman nilai-nilai bersikap yaitu merenungkan penderitaan yang pernah dialami oleh klien, dengan : mengingat kembali suatu penderitaan yang pernah dialami pada waktu lalu, bagaimanakah perasaan waktu lalu, bagaimanakah cara mengatasinya, bagaimanakah perasaan kita sekarang atas pengalaman tersebut, pelajaran apa yang kita peroleh dan hikmah apa yang ada dibalik penderitaan ini. Selain itu klien juga diminta untuk menghubungi kenalan yang pernah mengalami penderitaan yang sama dan telah berhasil mengatasinya, menanyakan pelajaran dan hikmah apa yang diperolehnya dari peristiwa itu, selanjutnya membandingkan dengan keadaan sekarang. 

d. Sesi 4 : Evaluasi
Evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan logoterapi melalui teknik medical ministry, menemukan makna hidup yang klien dapatkan dan mampu menerima perpisahan (kenyataan). Terapis mendiskusikan bersama klien yang sudah dan belum teratasi. Pada akhir sesi ini, terapis mendiskusikan rencana tindak lanjut dari masalah yang belum teratasi. 

C. Contoh Kasus

Penyakit Hipertensi adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah dan akan mengakibatkan tekanan darah didalam tubuh seseorang menjadi naik secara drastis, orang yang mengalami sakit hipertensi jika sudah tidak terkontrol akan menyebabkan stroke bahkan bisa menyebabkan resiko kematian yang tinggi. Seperti dilansir oleh Tribunnews.com pada tahun 2014, Guru Besar Departemen Penyakit Dalam FKUI Prof.Dr.dr. Suhardjono, mengatakan masyarakat tidak boleh menyepelekan penyakit hipertensi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevelansi penyakit hipertensi di Indonesia termasuk tinggi yaitu sebesar 12,8 persen. Ini menandakan penyakit hipertensi belum mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Pencegahan hipertensi dapat dimulai dengan memeriksakan tekanan darah secara rutin. Tekanan darah yang normal bagi orang dewasa yaitu 120/80 mm/HG atau di bawah 14/90. Sementara di bawah kisaran 150/90 mm/HG bagi lanjut usia (di atas 60 tahun). Adapun penyebab hipertensi diantaranya, perubahan pola hidup dan konsumsi, kurang olahraga, usia, kolestrol, obesitas (kegemukan), stres, rokok, dan kafein. Maka dari itu, terapi yang cocok untuk penyembuhan penyakit hipertensi adalah menggunakan Logoterapi, yaitu percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna hidup dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut. 



Daftar Pustaka :
Fatimah, A. (2009). Pengaruh logoterapi terhadap hipertensi pada pasien lanjut usia. Jurnal Kedokteran Indonesia. Vol. 1, No. 2, 146-153.
Uswatun, H. (2013). Konseling logoterapi untuk meningkatkan kebermaknaan hidup lansia. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi. Vol. 1, No. 2, 190-198.

Senin, 29 Desember 2014

Tugas Portofolio Ke-4

Komunikasi Dalam Manajemen

A. Definisi Komunikasi
Berikut adalah pengertian Komunikasi menurut para ahli :

1. Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator

2. Bernard Barelson & Garry A. Steiner,Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb

3. Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.

B. Menjelaskan Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai kompenen dasar sebagai berikut:
1. Pengirim pesan
2. Penerima pesan
3. Pesan

Semua manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini:

Diagram 1 : Proses Komunikasi
1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya

2. Simbol atau Isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3. Media atau Penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dan sebagainya.

4. Mengartikan kode atau Isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.

5. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.

6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

C. Menjelaskan Hambatan Dalam Komunikasi
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima

4. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

D. Jelaskan Pengertian Komunikasi Interpersonal Dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situational
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

E. Model Pengolahan Informasi Dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
1. Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah dalam proses komunikasi, misalnya:
Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
2. Limited capacity
3. Expert
4. Cybernetic

F. Model Interaktif Manajemen
Model interaktif manajemen mencakup:
1. Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation



Sumber:
http://devitadevitaa.blogspot.com/2014_01_01_archive.html
http://choirunnisawijayanti.blogspot.com/2013/11/komunikasi-dalam-manajemen.html
http://aredhyta.blogspot.com/2014/01/a-komunikasi-komunikasi-merupakan-hal.html
https://ajengjiwapangestu.wordpress.com/2014/01/15/komunikasi-dalam-manajemen/



Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 3PA12
NPM : 15512217

Rabu, 12 November 2014

Tugas Portofolio 3

Empowerment, Stress, dan Konflik

A. Definisi Empowerment
  Empowerment, merupakan istilah yang cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia. Banyak penafsiran tentang empowerment. Dan salah satu penafsiran yang dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowerment sebagai pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan. Empowerment, yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
     Pemberdayaan berasal dari kata daya yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata berdaya yang artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan adalah membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam Bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment dalam Bahasa Inggris. 
   Secara umum pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses sosial multi-dimensional yang membantu penduduk untuk mengawasi kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu merupakan suatu proses yang memupuk kekuasaan (yaitu, kemampuan mengimplementasikan) pada individu, untuk penggunaan bagi kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka, dengan berbuat mengenai norma - norma yang mereka tentukan.

B. Kunci Efektif Empowerment dalam Manajemen
   Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.

C. Definisi Stress
   Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atausumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
    Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
     Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
    Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
    Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

D. Sumber-sumber Stress pada Manusia
-        Sumber-sumber stress didalam diri seseorang : Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur inividu (sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
-     Sumber-sumber stress di dalam keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya : perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran. Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga, sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (Sarafino,1990).
-    Sumber-sumber stress didalam komunitas dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah diteliti secra luas.
-    Pekerjaan dan stress : Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress     sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama.
-     Stress yang berasal dari lingkungan : lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk, 1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).

E. Pendekatan Stress
     1) Pendekatan Individu
         Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya.       Strategi individu yang telah terbukti efektif adalah:
          a. Teknik manajemen waktu
          b. Meningkatkan latihan fisik
          c. Pelatihan pengenduran (relaksasi)
          d. Perluasan jaringan dukungan sosial

     2) Pendekatan Perusahaan
         Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi     dikendalikan oleh manajemen. Strategi yang digunakan:
          a. Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja
          b. Penggunaan penetapan tujuan yang realistis
          c. Perancangan ulang pekerjaan
          d. Peningkatan keterlibatan kerja
          e. Perbaikan komunikasi organisasi
          f. Penegakkan program kesejahteraan korporasi 

F. Definisi Konflik
   Konflik menurut Alo Liliweri konflik adalah bentuk perasaan yang tidak beres yang melanda hubungan antara satu bagian dengan bagian lain, satu orang dengan orang lain, satu kelompok dengan kelompok lain. Konflik dapat secara positif fungsional sejauh ia memperkuat kelompok dan secara negatif fungsional sejauh ia bergerak melawan struktur.
   Konflik didefinisikan sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling bergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan dimana setidaknya salah satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut.

G. Jenis-jenis Konflik
    Konflik mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
    Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada           waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
    bentuk konflik intrapersonal yaitu :
    a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-         sama menarik.
    b. Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang                sama menyulitkan.
2. Konflik Interpersonal
   Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
3.  Konflik antar perorangan
     Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap.
4.  Konflik Antar Kelompok
   Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok. Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung antara keduanya.
5. Konflik antar organisasi
  Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu organisasi.

H. Proses Konflik
  Proses Konflik Proses konflik terdiri dari lima tahap antara lain potensi oposisi atau ketidakcocokan,kognisi dan personalisasi, maksud (niat), perilaku, dan hasil. Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut:
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan komunikasi
3. Tekanan waktu
4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5. Pertikaian antar pribadi
6. Perbedaan status
7. Harapan yang tidak terwujud



Sumber :
http://amyprihartini.blogspot.com/2014/01/empowerment-stress-konflik-serta.html
http://deaalliqafitri.blogspot.com/2014/01/definisi-empowerment-stress-dan-konflik.html



Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 3PA12
NPM : 15512217