Jumat, 27 November 2015

Keinginan Karier Kita Di Masa Depan (Tugas 3)

Jika berbicara mengenai karir di masa depan, tentunya orang-orang memiliki karir yang berbeda-beda. Begitupun dengan saya. Sewaktu kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang dokter dan penyanyi, tetapi karena menjadi seorang dokter adalah pekerjaan yang lumayan sulit dan menjadi seorang penyanyi dibutuhkan suara yang bagus, sedangkan saya hanya memiliki suara yang pas-pasan. Cita-cita saya untuk saat ini atau setelah lulus dari dunia perkuliahan fakultas Psikologi adalah ingin menjadi pekerja kantoran yaitu menjadi seorang HRD di suatu Perusahaan yang nantinya bisa menaungi dan membantu saya dalam setiap hal yang berkaitan dengan rekrutmen pegawai. Tokoh inspirasi saya adalah Ayah saya yang seorang pekerja pegawai swasta, saat ini beliau bekerja sebagai HRD, dan Ibu saya yang menjadi Ibu Rumah Tangga. 

HRD sendiri adalah singkatan dari Human Resources Development. Dalam ilmu terapannya, HRD biasa disebut juga dengan "Personalia" atau "Kepegawaian". Arti lain dari HRD adalah suatu proses menangani berbagai macam masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manager, dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM (Sumber Daya Manusia) adalah departemen sumber daya manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan dengan tujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang HRD yang baik jika orang tersebut melakukan pekerjaan atau kegiatan dengan cinta. Tidak mudah menyerah, seseorang berhasil dalam pekerjaan karena orang tersebut tidak mudah menyerah dan berusaha dengan semua masalah dan hambatan yang ada. Kemampuan berhubungan dengan orang lain dengan baik dan dapat bergabung dengan berbagai kalangan dan golongan. Mempunyai kepercayaan diri yang baik dan tinggi. Selalu berpikir positif dan berpikiran dengan terbuka. Saling menghormati dan menghargai pada lingkungan sekeliling kita. 

Sedangkan, pekerjaan kedua jika saya sudah tidak menjadi seorang HRD, saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga seperti Ibu saya. Beliau selalu bisa mengurus keperluan rumah tangga dengan baik. Menjadi seorang istri dan Ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Selalu sabar dalam menghadapi cobaan di dalam rumah tangganya. Meskipun, beliau pernah marah itu semua karena agar anak-anaknya menjadi seorang yang lebih baik lagi ke depannya. Saat ini, beliau mempunyai kesibukan juga diluar rumah yaitu membantu saudara dalam pekerjaan yang sederhana, dan beliau bisa menyeimbangi antara pekerjaan dan mengurus keperluan rumah tangga.



Sumber :



Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 4PA12
NPM : 15512217

Jumat, 30 Oktober 2015

Sistem Informasi di Bidang Psikologi dan Penerapannya (Tugas 2)

A. Definisi Sistem Informasi
- Sistem Informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara, maupun tulisan.
- Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi, diperlukannya klarifikasi alur informasi. Hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi, antara lain fleksibel, efektif, dan efisien.
- Sistem Informasi adalah sistem yang saling berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.
- Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan atau aturan yang di organisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

B. Sistem Informasi Psikologi
Menurut Gordon B. Davis sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima masukan data dan intruksi, mengolah data tersebut sesuai dengan intruksi dan mengeluarkannya. Selain itu, menurut Tafri sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan infromasi yang terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya.menurut Murphy (dalam Sarwono, 2010) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.jadi, dari definisi menurut para ahli diatas dapat di tarik sebuah kesimpulan mengenai pengertian sistem informasi psikologi yaitu suatu bidang psikologi yang mempelajari suatu koordinasi sistem informasi pada diri manusia yang mempengaruhi perilaku manusia sehari – hari serta berkaitan dengan sistem kognitif manusia dalam mengintergritas (sistem) berbagai informasi kemudian diolah sehingga menjadi sebuah kesatuan informasi.

C. Penerapan Sistem Informasi di Bidang Psikologi
Dengan perubahan zaman konseling dapat dilakukan dengan komputer yang dibantu dengan jaringan internet. Sudah banyak sekali jasa konseling online yang ada di jejaring sosial. Ilmu psikologi juga berkembang berkat adanya perkembangan yang sangat pesat dari ilmu komputer itu sendiri. Salah satu contoh apalikasi sistem informasi dalam bidang psikologi salah satunya ialah konseling yang mengandug makna proses antarpribadi yang berlangsung melalui saluran komunikasi verbal dan nonverbal. Konseling sebagai proses pemberi bantuan kepada klien dilaksanakan melalui berbagai macam layanan, seperti, tatap muka secara langsung dan memanfaatkan media atau teknologi informasi. Yang semua itu tujuannya memberikan konseling dengan cara yang menarik, interaktif, tidak terbatas oleh tempat, tetapi juga tetap memperhatikan asas-asas dan kode etik.
1. Salah satunya dalam hal penggunaan Sistem Informasi dalam bidang psikologi sangat terlihat dalam e-counseling. Hal ini tentunya lebih memudahkan proses konseling antara konselor dengan kliennya, sehingga jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang dalam proses konseling.
2. Ada lagi penerapan sistem informasi dalam psikotest, di era informasi saat ini penggunaan sistem informasi dalam melakukan psikotest semakin meluas mulai dari psikotest untuk anak-anak sampai dengan level karyawan.
3. Konsultasi Online:
Berbagi hati dan solusi dapat menjadi awal yang baik dalam proses ini ketika teman, keluarga, dan lingkungan sebagai dukungan terdekat, kadang belum hadir seperti yang kita inginkan. rumahpsikologi.com merupakan layanan konsultasi psikologi berbasis online yang memberikan pelayanan untuk beberapa orang tertentu yang ingin mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Konsultasi dengan psikolog ini dapat dilakukan melalui tatap muka, email, atau chat (teks, suara, atau video) dengan tarif konsultasi yang sangat terjangkau.


Sumber :
https://corrie03.wordpress.com/2013/11/19/definisi-sistem-informasi-psikologi/ 
https://pungkasanugrahutami.wordpress.com/2012/10/01/sistem-informasi-psikologi/ 
http://robert-yusnanto.blogspot.co.id/2013/10/tugas-1-sistem-informasi-psikologi.html 
http://www.rumahpsikologi.com/home


Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 4PA12
NPM : 15512217

Minggu, 04 Oktober 2015

Sistem Informasi Psikologi Dalam Suatu Organisasi dan Penerapannya (Tugas 1)

A. Pengertian
Pengertian Sistem Menurut Jerry FithGerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan (Robert A. Leitch). Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain (Anatol Raporot). Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya (L. Ackof). Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem Informasi ialah kombinasi dari Teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi tersebut untuk tujuan mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan pengguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencanaan, dan pengelolaan dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi.
Contoh Sistem Informasi Psikologi adalah
-   Perusahaan sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat test agar waktu yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan efisien.
-        Test IQ
-    Test Kepribadian

B. Komponen-komponen Sistem Informasi
-        Hardware (perangkat keras)
-        Software (perangkat lunak)
-        Prosedur
-        Basisdata
-        Jaringan komputer dan komunikasi data
-        Brainware

C. Peranan Sistem Informasi Dalam Suatu Organisasi
-        Turut serta dalam dalam pelaksanaan tugas rutin
-        Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendalian dalam sistem
-        Mengkoordinasikan subsistem-subsistem
-        Mengintegrasikan subsistem-subsistem yang ada
Selain memiliki banyak peranan, sistem informasi memiliki banyak kemampuan juga, dimana dengan kemampuan yang dimiliki diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya-biaya tertentu, meningkatkan servis terhadap konsumen, dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya peningkatan dalam pengambilan keputusan. Kemampuan yang dimiliki oleh sistem informasi, antara lain : Melaksanakan komputasi numerik, menyimpan informasi dalam jumlah besar ke dalam ruang yang kecil dan mudah diakses, menyajikan informasi dengan jelas, mengotomatisasi proses-proses yang manual, menyediakan komunikasi dalam dan antar organisasi yang murah.



Daftar Pustaka :
http://winieindriawati.blogspot.co.id/2014/10/sistem-informasi-psikologi.html



Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 4PA12
NPM : 15512217

Sabtu, 27 Juni 2015

Psikoterapi (Logoterapi)

A. Konsep-konsep Dasar Logoterapi

Logoterapi berasal dari kata logos dalam bahasa Yunani yang berarti makna dan kata terapi yang berarti penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna hidup dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut. Logoterapi berusaha membuat pasien menyadari secara tanggungjawab dirinya dan memberinya kesempatan untuk memilih, untuk apa, atau kepada siapa dia merasa bertanggungjawab. Logoterapi tidak menggurui atau berkotbah melainkan pasien sendiri yang harus memutuskan apakah tugas hidupnya bertanggung jawab terhadap masyarakat, atau terhadap hati nuraninya sendiri.
Konseling logoterapi merupakan bagian dari pendekatan eksistensial yang diperkenalkan oleh Viktor Frankl pada tahun 1992 dalam bukunya, Man’s Searching for Meaning (Glassman, dalam Uswatun, 2013). Frankl berpendapat bahwa gangguan yang dialami individu merupakan hasil dari kegagalan mencari makna hidup yang biasanya diperoleh dari penderitaan dan kehilangan, serta kegagalan dalam membuat pilihan yang bermakna dan memaksimalkan potensi individu (Gladding, 2004). Frankl berpendapat bahwa setiap saat terdapat kesempatan baru untuk membuat pilihan dan menciptakan apapun (Bekerian & Levey, 2005; Bastaman, 2007).
Psikoterapi logoterapi adalah salah satu bentuk terapi non farmakologik. Prinsip utama yang terdapat dalam logoterapi mengenai makna hidup manusia dan pengembangan spiritual pada individu ini sesuai untuk diterapkan pada pasien-pasien lanjut usia yang mengalami gangguan somatik maupun psikis (Bastaman, dalam Fatimah, 2009). 

B. Pedoman Pelaksanaan Logoterapi

a. Sesi 1 : Mengidentifikasi perubahan dan masalah yang dialami klien
Sesi ini diawali dengan membina hubungan yang baik dan nyaman antara terapis dan klien. Pada tahap ini terapis memperkenalkan diri, menanyakan perasaan klien, menjelaskan tujuan serta manfaat dari logoterapi. Sesi ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi selama klien menderita masalah yang dihadapi.

b. Sesi 2 : Mengidentifikasi reaksi dan cara mengatasi masalah
Pada sesi ini klien diminta untuk mengungkapkan reaksi atau respon terhadap masalah yang dialami oleh klien. Adapun respon tersebut meliputi respon fisiologi, perilaku, afektif, dan kognitif. Terapis menanyakan kepada klien cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, bagaimana hasilnya serta mengidentifikasi masalah yang belum teratasi. 

c. Sesi 3 : Teknik medical ministry
Pada sesi ketiga ini terapis membantu masalah klien dan mendiskusikannya melalui teknik medical ministry. Pada sesi ini terapis membantu merealisasikan nilai-nilai bersikap (the attitude values) sebagai salah satu sumber dalam menemukan makna hidupnya. Teknik pendalaman nilai-nilai bersikap yaitu merenungkan penderitaan yang pernah dialami oleh klien, dengan : mengingat kembali suatu penderitaan yang pernah dialami pada waktu lalu, bagaimanakah perasaan waktu lalu, bagaimanakah cara mengatasinya, bagaimanakah perasaan kita sekarang atas pengalaman tersebut, pelajaran apa yang kita peroleh dan hikmah apa yang ada dibalik penderitaan ini. Selain itu klien juga diminta untuk menghubungi kenalan yang pernah mengalami penderitaan yang sama dan telah berhasil mengatasinya, menanyakan pelajaran dan hikmah apa yang diperolehnya dari peristiwa itu, selanjutnya membandingkan dengan keadaan sekarang. 

d. Sesi 4 : Evaluasi
Evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan logoterapi melalui teknik medical ministry, menemukan makna hidup yang klien dapatkan dan mampu menerima perpisahan (kenyataan). Terapis mendiskusikan bersama klien yang sudah dan belum teratasi. Pada akhir sesi ini, terapis mendiskusikan rencana tindak lanjut dari masalah yang belum teratasi. 

C. Contoh Kasus

Penyakit Hipertensi adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah dan akan mengakibatkan tekanan darah didalam tubuh seseorang menjadi naik secara drastis, orang yang mengalami sakit hipertensi jika sudah tidak terkontrol akan menyebabkan stroke bahkan bisa menyebabkan resiko kematian yang tinggi. Seperti dilansir oleh Tribunnews.com pada tahun 2014, Guru Besar Departemen Penyakit Dalam FKUI Prof.Dr.dr. Suhardjono, mengatakan masyarakat tidak boleh menyepelekan penyakit hipertensi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevelansi penyakit hipertensi di Indonesia termasuk tinggi yaitu sebesar 12,8 persen. Ini menandakan penyakit hipertensi belum mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Pencegahan hipertensi dapat dimulai dengan memeriksakan tekanan darah secara rutin. Tekanan darah yang normal bagi orang dewasa yaitu 120/80 mm/HG atau di bawah 14/90. Sementara di bawah kisaran 150/90 mm/HG bagi lanjut usia (di atas 60 tahun). Adapun penyebab hipertensi diantaranya, perubahan pola hidup dan konsumsi, kurang olahraga, usia, kolestrol, obesitas (kegemukan), stres, rokok, dan kafein. Maka dari itu, terapi yang cocok untuk penyembuhan penyakit hipertensi adalah menggunakan Logoterapi, yaitu percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna hidup dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut. 



Daftar Pustaka :
Fatimah, A. (2009). Pengaruh logoterapi terhadap hipertensi pada pasien lanjut usia. Jurnal Kedokteran Indonesia. Vol. 1, No. 2, 146-153.
Uswatun, H. (2013). Konseling logoterapi untuk meningkatkan kebermaknaan hidup lansia. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi. Vol. 1, No. 2, 190-198.