A. Actuating dalam Manajemen
1. Definisi Actuating dalam Manajemen
Actuating adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi.
Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan
sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.
Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik
kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya
kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan
conseling ( nasehat).
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan
sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
ingin mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan
(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas
dan tanggung jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan
(actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untukmengerjakan
sesuatu jika :
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain
yanglebih penting, atau mendesak,
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Fungsi
actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang
berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya
manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.
3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
Pengarahan
merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara etektit serta efisien
dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini
bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut
berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia
dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip
mengarah kepada tujuan
2. Prinsip
keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip
kesatuan komando
4. Pentingnya Mencapai Actuating Managerial yang Efektif
a. Orientasi
Orientasi
merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada
pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian
atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa
orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah
dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang
membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu
diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan
perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain:
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur
prestasi kerja
7. Hubungan antara masing-masing
tenaga kerja
b. Perintah
Perintah
merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya
untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para
bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke
bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang
memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun
perintah yang dapat berupa :
1. Perintah
umum dan khusus
Penggunaan
perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk
meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum
memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.
2. Perintah
lisan dan tertulis
Kemampuan
bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus
diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan
kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari
adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan
walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya
diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
3.
Perintah formal dan informal
Perintah
formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan
tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah
informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan
ajakan. Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata: “apakah
tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”. “marilah kita mulai
mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya. Perintah formal yang
banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang fleksibel dibandingkan dengan
perintah informal.
c.
Delegasi Wewenang
Pendelegasian
wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam
pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahan.
B. Mengendalikan Fungsi Manajemen
1. Definisi Controling Managemen
Pengawasan merupakan
suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan
manajemen tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan
kegiatan nyata dengan tujuan-I perencanaan, membandingkan kegiatan nyata
dengan standard yang ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan
efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
2. Langkah-langkah Controling Management
- Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
- Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
- Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan
jika ada.
- Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan
tujuan sesuai dengan rencana.
- Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah benar-benar realistis
atau tidak. Jika ternyata belum realistis maka perlu harus diperbaiki.
3. Tipe-tipe dalam Management
Tipe
pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang
dijabarkan dalam bentuk program-program.
2.
Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan
perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
4. Menjelaskan Proses Kontrol Management
Proses
Penegendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian
informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan
tahap-tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses:
1.
Pemrograman (Programming)
Dalam
tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanakan dan
memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang
telah ditentukan.
2.
Penganggaran (Budgeting)
Pada
tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara terperinci
dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat
pertanggungjawaban.
3.
Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam
tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang
digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya
tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat
tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk
pemrograman dimasa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan
pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4.
Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap
ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari
proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban
akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat
berupa:
- Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
- Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan
program ditahun yang akan datang.
C. Kekuasaan dan Pengaruh
1. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok
guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau
kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau
kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau
Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan
umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan
pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan
tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi
perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara
yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada
yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan.
Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus
tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).
2. Sumber-sumber Kekuasaan
1.
Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power). Kekuasaan
Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual
dalam suatu organisasi. Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan
yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu.
2.
Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga
dikenal dengan istilah inter-group atau inter-departmental power yang
merupa-kan sumber kekuasaan kelompok.
3. Definisi Pengaruh
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau
orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa
yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari
sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara
yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik
orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan
menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak
menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang
pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk
mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah
dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah
yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire
(Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada
sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all,
2009), yaitu:
- Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti
nyata agar orang lain tertarik.
- Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau
proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
- Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk
berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
- Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
- Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena
merupakan teman atau karena dianggap loyal.
- Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan
target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
- Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan
dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target
setuju.
- Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang
dalam meminta sesuatu.
- Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan
bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
Sumber :
http://nonvivit.blogspot.com/2013/10/definisi-kekuasaan-sumber-kekuasaan-dan.html
http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertian-dan-pentingnya-actuating.html
http://siskamega.blogspot.com/2013/10/actuating-manajemen.html
http://deaalliqafitri.blogspot.com/2013/11/tugas-6-definisi-actuating-pentingnya.html
http://alvi-novianty.blogspot.com/2013/10/pengorganisasian-actuating-dan.html
Nama : Nadya Navyanti Putri
Kelas : 3PA12
NPM : 15512217